Seleksi Magang Jepang di Kediri: Harapan Besar, Tanggung Jawab Lebih Besar

Uncategorized49 Dilihat

Kediri,Oposisinews.net – Kabupaten Kediri mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya, seleksi program magang Jepang dilaksanakan langsung di daerah, tepatnya di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, Senin (15/9/2025). Sebanyak 196 peserta mengikuti pembukaan yang digadang-gadang menjadi gerbang menuju masa depan lebih cerah.

Acara ini dihadiri jajaran pemerintah daerah, Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa, serta perwakilan IM Japan. Pemerintah daerah mengklaim program ini akan menjadi salah satu solusi mengurangi pengangguran dan mencetak wirausahawan baru.

Tidak bisa dipungkiri, antusiasme masyarakat begitu besar. Ratusan anak muda berbondong-bondong mengikuti seleksi, meskipun syarat dan prosesnya dikenal ketat. Namun, di balik semangat tersebut, ada tanggung jawab besar yang harus dijaga oleh pemerintah, khususnya Disnaker Kabupaten Kediri.

Keterbukaan informasi, transparansi seleksi, dan jaminan tidak adanya praktik calo atau pungutan liar adalah hal yang mutlak. Program internasional seperti ini rawan dimanfaatkan oleh oknum yang hanya mengejar keuntungan pribadi.

Pernyataan dari Pihak Terkait

Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, menekankan bahwa kesempatan ini harus dijaga dan dijalani dengan sungguh-sungguh.

“Program magang ke Jepang bukan hanya soal bekerja, tetapi juga belajar disiplin, etos kerja, dan manajemen hidup. Harapan kami, para peserta bisa membawa pulang pengalaman berharga untuk membangun usaha dan membuka lapangan kerja baru di Kediri,” ujarnya.

 

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen penuh menjaga transparansi seleksi.

“Kami memastikan tidak ada pungutan liar, tidak ada calo. Semua peserta memiliki kesempatan yang sama. Kami ingin Kediri dikenal bukan hanya mampu mengirimkan pemuda terbaik ke Jepang, tetapi juga melahirkan purna magang yang sukses di tanah air,” tegasnya.

 

Sementara itu, Ketua IM Nur hidayat Japan menegaskan kualitas SDM Indonesia, khususnya dari Kediri, sangat potensial.

“Kami melihat semangat yang luar biasa dari para peserta di Kediri. Jepang membutuhkan tenaga kerja yang disiplin dan pekerja keras, dan kami percaya anak-anak Kediri bisa bersaing dengan peserta dari daerah lain,” katanya.

Sebagai media oposisi, kami menegaskan: keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah peserta yang berangkat ke Jepang, tetapi juga sejauh mana proses seleksi berjalan bersih, adil, dan bebas dari praktik kotor.

Program magang Jepang dikenal keras, disiplin tinggi, dan menuntut daya tahan fisik maupun mental. Karena itu, pemerintah daerah tidak boleh hanya bangga bisa mengirim peserta ke Jepang. Lebih penting lagi adalah memastikan bahwa ketika mereka kembali, mereka mendapat fasilitas, pembinaan, dan modal usaha nyata agar tidak kembali ke titik nol.

Tanpa dukungan pasca-magang, pengalaman berharga itu bisa hilang begitu saja. Pemerintah daerah harus berkomitmen penuh agar para purna magang benar-benar menjadi agen perubahan di Kabupaten Kediri, bukan sekadar alumni program luar negeri.

Kami mengapresiasi langkah berani Disnaker Kediri membawa seleksi ini langsung ke kabupaten. Namun, apresiasi ini sekaligus menjadi pengingat: semakin dekat program ini dengan rakyat, semakin tinggi pula tanggung jawab moral dan integritas yang harus dijaga.

“Jika program ini berhasil dijalankan secara bersih, transparan, dan konsisten, Kediri bisa menjadi contoh nasional. Tapi jika tersandung oleh praktik curang, semua harapan bisa runtuh dalam sekejap,”_ ujar salah satu pengamat ketenagakerjaan yang hadir di lokasi

Seleksi magang Jepang di Kediri adalah pintu emas. Di balik pintu itu ada peluang, harapan, sekaligus risiko. Pemerintah sudah membuka jalan, kini tinggal bagaimana komitmen dijaga, kepercayaan rakyat dipelihara, dan hasil nyata bisa dirasakan bersama.

Media oposisi akan terus mengawal, mengkritisi, sekaligus mendukung setiap langkah positif. Karena pada akhirnya, yang kita perjuangkan bukan sekadar keberangkatan 196 peserta, melainkan masa depan Kabupaten Kediri yang lebih mandiri, berdaya, dan bermartabat.

Pewarta: Iman Firman

www.oposisinews.net