Inovasi MARMER RSUD Dr. Iskak Mendapat Dukungan Dari Nuffic Southeast Asia Siap g

Uncategorized52 Dilihat

Oposisinews.net|Pada Hari Selasa tanggal 9 September 2025 Perwakilan organisasi independen non-profit Nuffic (the Netherlands Organisation for International Cooperation in Higher Education) berkunjung ke RSUD Dr. Iskak Tulungagung, Organisasi yang berbasis di Den Haag, Belanda ini tertarik melihat implementasi penatagunaan antibiotik (PGA) di rumah sakit Indonesia bertempat di Ruang Auditorium Gedung IDIK lantai 2

Kunjungan Perwakilan Nuffic Southeast Asia yang dipimpin Dr. dr. Ralalicia Limato, MPH ini sebagai tindak lanjut implementasi Program Pengendalian Resistensi antimikroba (PPRA) yang dilakukan RSUD Dr. Iskak. Perwakilan Nuffic Southeast Asia berharap dapat berdiskusi dengan Tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)/Tim PGA dan unit atau departemen terkait untuk mendengarkan pengalaman, capaian, serta kebutuhan lanjutan. Kami berharap kunjungan ini dapat semakin mendukung rumah sakit dalam menjaga keberlanjutan dan pengembangan kegiatan PGA.

RSUD Dr. Iskak terpilih sebagai tempat implementasi Drive AMS (Antimicrobial Stewardship Masterclass), sebuah program pengendalian resistensi antimikroba yang diinisiasi di Belanda tahun 2019. Drive AMS melakukan pendekatan berbasis perubahan perilaku yang disesuaikan konteks rumah sakit masing-masing. Sebelumnya,  Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan KEMENKES RI bekerja sama dengan WHO menggelar pertemuan pada Oktober 2024. Pertemuan ini untuk meningkatkan kompetensi penatagunaan antibiotik Drive – AMS di rumah sakit, sebagai wujud intervensi pemerintah  dalam pengendalian resistensi antimikroba.

Kepala Bidang Penunjang Pelayanan RSUD Dr. Iskak, Sujianto, S.Kep.Ners, MMRS yang mewakili Plt. Direktur RSUD Dr. Iskak, dr. Zuhrotul Aini, Sp.A., M.Kes. dalama sambutannya mengapresiasi Nuffic Southeast Asia sudah memilih RSUD Dr. Iskak sebagai tempat impelementasi program ini. Kami terbuka untuk diberikan masukan terkait pengelolaan anti mikroba.

Ia mengatakan RSUD Dr. Iskak juga memiliki konsentrasi dalam pengendalian ressitensi antimikroba, yang diwujudkan melalui inovasi MARMER (Mencegah Antibiotik Resisten Melalui Efisiensi Restriksi). Sebuah program yang mengendalikan resistensi antimikroba untuk mencegah dan menurunkan adanya kejadian mikroba resisten. Resistensi antimikroba terjadi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak lagi merespons obat antimikroba, sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit atau penyakit parah.

Program ini telah didukung penuh oleh manajemen RSUD Dr. Iskak karena tak banyak menyedot anggaran dengan capaian mutu yang bagus.

Pada kesempatan itu, Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik RSUD Dr. Iskak, dr. Rendra Bramanthi, Sp. MK mempresentasikan langsung program MARMER.  Program ini mencakup empat jenis intervensi; Intervensi PGA, intervensi mikroklinik, intervensi farmasi klinik, dan intervensi PPI.

Penatagunaan antibiotik yang diterapkan meliputi kontrol penggunaan antibiotik di seluruh unit per bulan, kontrol penggunaan antibiotik di seluruh unit secara prospektif dan umpan balik oleh tim PGA, penggunaan e-LPD, checlist order e-Resep antibiotik dan restriksi automatis peresepan antibiotik khusus, serta sosialisasi berkala penggunaan antibiotik bijak ke dokter penanggung jawab (DPJP). Hasilnya, efisiensi penggunaan antibiotik bijak dapat dilakukan.

Capaian ini turut diapresiasi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat berkunjung ke RSUD Dr. Iskak Tulungagung pada Kamis (2/2/2023). Budi Gunadi bahkan menyebut RSUD Dr. Iskak patut menjadi rumah sakit percontohan di Indonesia karena telah menggunakan PPRA dengan baik. Sehingga biaya di rumah sakit menjadi efektif dan lebih ekonomis.
Kunjungan tersebut diakhiri dengan melihat Ruang Rawat Inap Dahlia yang menjadi tempat perawatan pasien penyakit dalam dan paru sebagai penerapan Program MARMER di RSUD Dr. Iskak.

Pewarta : M Fari Duddin

www.Oposisinews.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *