Tenaga Administrasi Sekolah di Ngawi Merasa Termarginalkan dengan P3K yang Hanya Terformasikan pada Tenaga Pendidik

Berita220 Dilihat

OposisiNews _Net.Ngawi, Jawa Timur – Eforia pengangkatan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) besar-besaran secara bertahap oleh pemerintah meninggalkan duka pada tenaga administrasi (non pendidikan) yang mengabdi di sekolahan.

Tidak sedikit bahkan ratusan honorer administrasi yang tersebar di lembaga pendidikan yang merasa termarginalkan oleh pemerintah di tengah-tengah program pengangkatan P3K yang dikhususkan pada tenaga pendidik.

Wulan (samaran), salah satu tenaga honorer administrasi di salah satu sekolah favorit di Kabupaten Ngawi, mengungkapkan kekecewaannya. Ia telah mengabdi sebagai tenaga honorer administrasi di SMPN selama 8 tahun, namun hingga saat ini formasi ASN/P3K untuk tenaga administrasi belum juga diwacanakan.

“Mudah-mudahan di tahun 2024 seperti informasi-informasi pemerintah di tengah tahun politik, upaya mem-P3K tenaga administrasi benar-benar terealisasikan dan itu sangat diharapkan oleh puluhan, ratusan bahkan ribuan tenaga honor administrasi yang tersebar di seluruh lembaga pendidikan di Indonesia,” terang Wulan.

Hal senada juga diungkapkan Hary Supriyono, Kepala Sekolah SMPN 2 Ngawi. Ia mengaku prihatin dengan belum adanya formasi P3K untuk tenaga administrasi.

“Selaku kepala sekolah tentunya dengan belum adanya formasi P3K untuk tenaga administrasi menjadi beban tersendiri karena menyangkut kesejahteraan seseorang dan masa depan profesi seseorang,” ujar Hari.

“Untuk sementara tenaga honorer administrasi kita subsidikan dari Arkas dengan syarat yang punya NUPTK. Upaya sekolah melaporkan analisis jabatan dan masa pengabdian para honorer administrasi juga rutin terlaporkan tiap tahun. Soal belum adanya formasi P3K untuk tenaga administrasi secara pribadi saya prihatin,” ungkapnya.

Menurut Hary Supriyono , honor untuk tenaga administrasi berkisar Rp600 ribu per bulan, jauh di bawah UMR Kabupaten Ngawi. Masa pengabdian mereka rata-rata 5 tahun hingga 12 tahun.

“Mereka juga memiliki peran penting dalam kelancaran operasional sekolah. Mereka membantu guru dalam administrasi sekolah, mulai dari administrasi kelas, administrasi keuangan, hingga administrasi kepegawaian,” tandas Hary. ( Red** )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *