Ngawi, OposisiNews_Net // Serangan nyamuk Aedes aegypti diketahui menularkan virus demam berdarah, virus demam kuning, virus chikungunya, dan virus Zika di sejumlah desa di Kabupaten Ngawi membuat Dinas Kesehatan dan warga desa gusar. Sejumlah rumah sakit milik pemerintah dan swasta dipenuhi penderita DB yang didominasi anak-anak, bahkan tak sedikit pasien yang meninggal dunia.
Di Desa Bendo, Kecamatan Padas, serangan nyamuk Aedes aegypti yang kerap disebut Demam Berdarah ( DB ) mengakibatkan 2 orang meninggal dunia positif terjangkit DB dan puluhan warga terjangkit dan harus menjalani perawatan di sejumlah RS di Ngawi. Tak ingin menunggu status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menanggulangi dan menekan jumlah korban, Pemdes Bendo secara mandiri melakukan pengasapan (Foging) di 3 dusun.
“Kalau menunggu Foging dari dinas terkaid rasanya terlalu lamban karena ada prosedur yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan Foging seperti korban meninggal minimal 3 orang dst,” kata Agus, Kades Bendo.
Kades Bendo menjelaskan, karena sudah ada korban jiwa dan banyaknya warga yang terjangkit DB, semua tokoh masyarakat dan desa berinisiatif membeli alat Foging secara mandiri. Pemerintah desa pun memberikan dukungan biaya pengadaan pembelian alat Foging dengan menganggarkan dana Rp 6 juta dari sumber anggaran Darurat desa.
“Alhamdulillah setelah dilakukan Foging, penyebaran nyamuk dan jumlah korban menurun drastis dan masyarakat merasa nyaman,” terang Angga L. TPK.
Angga berharap, dengan kejadian sekarang ini banyak warga yang terjangkit dan korban meninggal, semoga pemerintah desa bisa menganggarkan dana desa untuk menambah alat Foging di tiap-tiap dusun.Red**