Tulungagung,Oposisi news.net|
Tulungagung kembali menunjukkan kedewasaan demokrasi yang berakar pada kepentingan bersama. Aksi unjuk rasa yang semula dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 4 September 2025, pukul 10.00 WIB, resmi ditunda. Keputusan ini bukan sekadar penjadwalan ulang, melainkan langkah strategis demi menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang saat ini dinilai belum sepenuhnya kondusif.
Pertemuan koordinasi darurat antara Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, Ketua DPRD Marsono, Kapolres AKBP Muhammad Taat Rifai, dan para koordinator lapangan aksi menjadi titik balik penting. Dalam suasana penuh kehati-hatian, mereka sepakat bahwa aspirasi masyarakat tetap harus dihormati, namun tidak dengan mengorbankan keselamatan publik.
Bupati Gatut Sunu menegaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama. Ketua DPRD Marsono pun membuka ruang dialog yang damai dan tertib, menandakan bahwa kanal aspirasi tetap terbuka lebar. Sementara itu, Kapolres Tulungagung mengungkap adanya penangkapan terhadap seorang provokator yang diduga bagian dari jaringan Anarko,sebuah langkah preventif yang memperkuat komitmen aparat dalam menjaga ketenangan wilayah.
Penundaan ini bukan bentuk pembungkaman, melainkan bentuk tanggung jawab. Di tengah dinamika sosial yang mudah tersulut oleh informasi yang belum tentu benar, keputusan ini menjadi tameng untuk mencegah benturan, kerusuhan, dan potensi kerugian yang lebih besar.
Kondisi Kamtibmas seperti ni mengajak seluruh elemen masyarakat Tulungagung untuk tetap tenang, tidak terprovokasi, dan terus menjaga semangat damai. Aspirasi tetap bisa disuarakan, namun dengan cara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan.
Tulungagung hari ini memilih jalan bijak. Semoga langkah ini menjadi contoh bahwa keberanian bukan hanya soal turun ke jalan, tetapi juga soal tahu kapan harus menahan diri demi kebaikan bersama.
Pewarta:by.u