Malang, Oposisinews.net // jatim- Kementerian Pertanian Indonesia melalui Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari menyelenggarakan Workshop on Artificial Insemination Management for African Countries sebagai bentuk nyata kerjasama Indonesia-Afrika di subsektor peternakan. Workshop ini dihadiri oleh 18 pejabat tinggi dari 9 negara Afrika, yaitu Madagaskar, Senegal, Tanzania, Mozambik, Kenya, Zimbabwe, Sudan, Nigeria, dan Ethiopia.
Workshop ini menjadi wujud dari komitmen Indonesia untuk membantu meningkatkan mutu genetik dan populasi ternak di negara-negara Afrika. Teknologi inseminasi buatan Indonesia yang telah berkembang pesat, berikut peralatannya yang memadai, dibagikan kepada peserta workshop untuk diimplementasikan di negara mereka masing-masing.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Nasrullah, menegaskan bahwa workshop ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kerjasama Indonesia-Afrika yang ditandatangani oleh Presiden RI pada akhir tahun 2023.
Workshop ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu:
Tahap pertama: pelatihan managerial pada tanggal 9 Juli 2024
Tahap kedua: pelatihan teknis yang akan dilaksanakan setelah pelatihan managerial
Sebagai bentuk pendampingan, tim dari BBIB Singosari akan melakukan kunjungan ke negara-negara peserta workshop untuk membantu implementasi teknologi inseminasi buatan yang telah dipelajari.
Workshop ini merupakan bagian dari diplomasi Indonesia untuk membantu negara-negara Afrika dalam meningkatkan pembangunan di sektor peternakan.
Kepala BBIB Singosari, Akbar, menjelaskan bahwa BBIB Singosari memiliki peran penting dalam mendukung swasembada daging sapi nasional, salah satunya dengan mengembangkan potensi sapi lokal melalui peningkatan produksi.
Melalui penggunaan semen beku sexing, diharapkan populasi sapi perah, khususnya kelahiran ternak betina, akan meningkat. Hal ini akan mendukung percepatan populasi ternak sapi potong dan perah nasional.
Workshop on Artificial Insemination Management for African Countries diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi negara-negara Afrika dalam meningkatkan kualitas peternakan mereka, sehingga dapat berkontribusi pada ketahanan pangan di benua Afrika.(DD).
