banner 728x250

Puluhan Meter Kubik Kayu Jati Hasil Pembalakan Disita di Ngawi, Pemilik Masih Misteri

{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"addons":1,"transform":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}
banner 120x600
banner 468x60

Ngawi, OposisiNews_Net // 2 Juni 2024 – Dalam operasi rutin selama 10 bulan terakhir, Polhut, Asper, dan Perhutani di wilayah perbatasan Ngawi-Blora dan Ngawi-Bojonegoro telah menyita puluhan meter kubik kayu hasil pembalakan ilegal yang ditemukan di kebun dan halaman warga.

Pada hari Jumat, 28 Mei 2024, sekitar pukul 08.00 WIB,  Waka ADM Ngawi Timur , Asper BKPH Sonde , Polmob , Buser Polres Ngawi , Kanit Polsek Pitu ,KRPH Kricak , Polhut RPH Kricak dan Mandor Tanam RPH Kricak  kembali mengamankan puluhan batang kayu jati yang diduga hasil pembalakan di kebun tebu milik warga. Ironisnya, hingga saat ini, pemilik kayu tersebut masih belum diketahui, meskipun lokasi penemuannya jelas di kebun tebu.

banner 325x300

Menurut warga sekitar hutan yang enggan disebutkan namanya, “Tolong untuk nama saya jangan ditulis di media karena menyangkut orang penting di desa.”

Warga tersebut juga mengungkapkan bahwa ini adalah kali kedua dalam.kurun waktu 10 bulan ( 2023-2024 ) Perhutani mengamankan kayu puluhan meter kubik yang diduga ilegal di desa tersebut. Pertama kali, kayu ditemukan di pekarangan pak kades, yang sekarang terulang puluhan batang kayu ilegal ditemukan di kebun tebu yang diduga kebun milik pak kades.

Masih menurut kesaksian warga , ” Diduga kayu-kayu itu hasil penjarahan diwilayah hutan yang masuk wilayah Blora dan jika diolah kayu itu hanya menghasilkan ukuran kayu 12 an kerugian perhutani ditaksir Rp 15-20 juta “.

Saat dikonfirmasi lewat tlp selulernya pihak kades bangunrejo lor yang dijawab istrinya mengatakan , ” Saya tidak tahu dan itu bukan milik saya dan saat ini saya masih di solo  “. Sementara diduga sang kades enggan memberikan jawaban ‘ memilih diam ‘.

Warga menduga bahwa operasi rutin yang dilakukan oleh petugas tidak pernah menghasilkan penetapan tersangka dan terkesan takut salah tangkap . Maka tak pelak warga menduga bahwa operasi tersebut hanya untuk legalitas petugas dan untuk melakukan negosiasi antara oknum nakal dan pelaku.

Tim investigasi dari Media OposisiNews terus melakukan penggalian data dan kebenaran rumor adanya oknum Perhutani yang nakal. ( Red** )

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *